Cinta memang tidak bisa kita fahami. Cinta datang tanpa kita sadari. Ironisnya, tidak semua cinta itu bisa bersatu. Ada banyak hal yang menghalang-halangi.
Kitapun sering mendengar kisah cinta yang berakhir pilu. Bahkan, ada kisah cinta yang berujung kematian. Seperti cinta Laila dan Qais, Romeo dan Juliet dan lain sebaginya. Konon, orang yang mati karena cinta adalah mati syahid. Benarkah perkataan itu?
Jawaban:
Pernyataan di atas benar. Orang yang mati karena cinta dikategorikan mati syahid Fil-Akhirah (di akhirat) dengan dua syarat. Pertama, iffah. Cintanya tidak menjerumuskan kepada perbuatan maksiat. Kedua, cintanya tidak diungkapkan, tapi disimpan dalam hati.
Referensi:
مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج * (4/ 274):
نَعَمْ الْمَيِّتُ عِشْقًا شَرْطُهُ الْعِفَّةُ وَالْكِتْمَانُ لِخَبَرِ { مَنْ عَشِقَ وَعَفَّ وَكَتَمَ فَمَاتَ مَاتَ شَهِيدًا }
Iya (juga dikategorikan syahid), mayyit yang meninggal karena cinta, tapi syaratnya harus iffah (tidak menjerumuskan pada perbuatan maksiat) dan cintanya disimpan dalam hati. Karena ada hadis, “barangsiapa yang jatuh cinta dan menjaga diri serta menyimpannya dalam hati, lalu dia meninggal maka dia mati syahid..”